Komponen patah hati
Komponen pertama patah hati: kerinduan. “ aku
perlu bertemu dengan nya, berbicara dengannya, sekarang juga” pecandu yang butuh
candunya. anak yang dipisahkan dari ibunya
Dari segala komponen, kerinduan adalah
komponen yang kita rasakan paling kuat dalam level fisik, tidak berbeda dari
gejala gejala ketagihan yang dijelaskan oleh pecandu yang dicegah dari mengkonsumsi zat adiktif
mereka. Kerinduan yang terjadi pada diri kita mengacu pada ketidak-hadiran orang yang
dicintai secara sementara ataupun permanen, baik secara fisik maupun emosi. Ketidak
hadiran ini bisa menghadirkan insomnia, kegelisahan, perubahan kebiasaan makan,
hilang nya konsentrasi, bahkan dalam situasi-situasi yang menenuntut perhatian penuh (sebuah rapat
yang penting, mengemudikan pesawat). Dan pada tahap yang lebih umum, hal itu
mencegah kita dari merasakan kesenangan apapun, bahkan dari aktivitas aktivitas yang
sebelumnya kita anggap menyenangkan. Efek buruk kerinduan dapat diringankan
sesaat dengan mengkonsumsi alkohol, nikotin, obat penenang, ataupun narkotika)
atau bahkan dengan menenggelamkan diri kita dalam aktivitas aktivitas tertentu
( kerja keras tanpa henti, televisi, olahraga fisik, hubungan fisik dengan
pasangan baru atau lama). Namun semakin
kita berusaha menyingkirkan rasa keinduan itu, semakin kuat ia akan mendatangi
kita kembali, seperti seekor hewan buas yang mundur hanya untuk menerjang
dengan kekuatan yang lebih dahsyat.
Sebaliknya, tempat tempat, orang orang, dan
perjumpaan tertentu yang menghadirkan kenangan orang yang dicintai dapat
menguatkan serangan kerinduan ini: taman taman kita dulu biasa berjalan
bersama, restoran tempat kita biasa berjumpa, teman yang menyaksikan cinta kita
pada satu sama lain, alunan merdu yang senang disenandungkan kekasih saat dia
merasa senang. Kita bahkan bisa merasakan emosi lebih kuat saaat menemukan
sebuah objek yang ditinggalkan oleh kekasih. Sebotol pembersih tata rias di
kamar mandi atau sepasang sandal butut disudut lemari dapat mengantarkan kita
pada tingkat emosi dan penderitaan hebat dari pada sebuah simfoni, karya seni
atau puisi hebat manapun.
Kerinduan ini terkadang mencapai intensitas
puncak penderitaan yang membuat kita marasa takut terhadap waktu awaktu yang
akan datang (“bagai mana aku akan betahan hari ini? Besok? Sepanjang sisa
hidupku?”). ia juga menciptakan momen momen kealpaan saat kita menghabiskan
waktu bersaama orang lain, meskipun dengan oran yang kita sukai.secara
umum,dipercaya bahwa mencurahkan perasaan kita kepada teman terdekat kita atau
pihak profesional bisa menghadirkan ketengenangan nyata, meskipun ini biasanya
hanya berlangsung sementara.
Seperti yang orang bilang, hanya pertemuan lah
yang bisa menjadi penawar rasa rindu
disadur dari buku : Hector and The Search for Happines