berkaca pada sederhanya nya
Suatu hari yang cerah dipuskesmas kecamatan xxxxxx, saya melihat seorang kakek yang sedang gelisah menunggu giliran untuk bertemu dokter.. kondisi disini memang sedikit sedang ricuh, karena banyak pasien, seperti biasa… namun saya penasaran kepada kakek itu, kenapa terlihat Nampak gelisah sekali..
“ ada yang bisa saya bantu kek?” Tanya ku sambil tersenyum.
“ ini mas, saya mau buka perban luka ini, kata dokter suruh kesini untuk buka jahitan” sambil menunjukan lukanya
“ coba saya lihat ya kek!”
Setelah saya lihat, ternyata lukanya sudah kering, bagus, dan tinggal buka jahitan saja… lalu saya meminta izin kepada dokter untuk membukakan jahitan si kakek, karena jelas sekali dia sedang terburu buru..
“ sini kek, ikut saya, perban saya yang buka aja ya, biar cepat, kalo nunggu dokter agak lama, tapi saya sudah dapat izin dari dokter”
“ oh iya mas” jawab kakek itu..
Sambil membukakan perban saya mengajaknya bercakap cakap..
“ kakek kok keliatan buru buru banget? Mau kemana toh?”
“ ini saya mau makan siang sama nenek, biasanya tiap jam segini saya udah siap”
“ wah pasti masakan nenek enak banget ya? sampe kakek gak mau ketinggalan makan siang, bela belain pulang buru buru” saya menggoda
“ nggak kok mas, nenek sekarang ada di panti jompo” jawabnya sambil senyum
Saya jelas kaget dengan pernyataan itu, dan sempat terhenti sejenak saat membuka jahitan..
“ kok ??”
“ iya mas, jadi kata dokter nenek menderita demensia Alzheimer.. dan lupa bahwa saya ini suaminya, jadi skrng tinggal di panti jompo”
“ loh katanya lupa sama kakek, kok masih ditemenin makan siang aja kek?” Tanya saya keheranan
“ yang lupa kan dia mas, saya kan masih inget kalo nenek itu istri saya, istri yang saya cintai selama hampir 55 tahun pernikahan kami” jawab kakek tersenyum
Dan saya hanya bisa bercermin dan tersenyum, betapa cinta sejati itu begitu mudahnya, berkaca pada orang orang sederhana, yang bagaimanapun keadaanya tetap mempertahankanya.
