Mungkin itu judul yang cukup pantes
buat postingan kali ini. Rasanya udah lama banget gak posting disini. Kali ini
postingan akan menceritakan tentang kuliah kerja nyata alas KKN. Iya yang
istilahnya sama kayak Korupsi Kolusi dan Nepotisme.
Everything in life is temporary, so it things are going good enjoy it because it wont last forever, and if things are going bad, don’t worry, it cant last forever too.
Ditengah
tengah masa pendidikan profesi kedokteran saya. Kampus mengharuskan saya untuk
mengikuti kegiatan KKN yang “katanya” dan memang “nyatanya” wajib diikuti oleh
semua mahasiswa kampus. Sebagian lain menganggapnya liburan, sebagian lain
menganggapnya bencana. Saya pribadi menganggapnya sebagai kegiatan semi
liburan. Bagaimana tidak, dari kegiatan perkoasan yang hampir setiap hari masuk
jam 6.30, sekarang kami bisa bangun bahkan jam 8. Habis mandi langsung makan,
karena disediakan bu dukuh yang super baik. Suasanya pedesaan yang
menyenangkan, dinginnya alam, dan yang tak kalah penting adalah beberapa spot
wisata di sekitar desa lokasi KKN. Alhamdulillah
Dimasa
masa KKN seperti ini juga lah saya bisa lebih memahami betapa nikmatnya KOAS
yang dulu terasa sangat tidak nikmat. Namanya juga manusia. Hhaa. Kalau terlalu
sibuk ya marah marah, nah pas lagi “agak” santai ini malah ingin sibuk. Alhamdulillah
tema KKN saya adalah tentang Kesehatan Anak, dan gizi pada anak. Wah seru
bukan? Cocok. Walhasil kegiatan KKN saya adalah mondar mandir posyandu. Total ada
52 posyandu balita dalam 1 bulan. Untung nya tim dari kedokteran ada 12 orang
sehingga dari segambreng posyandu yang tersebar di 7 desa (setengah kecamatan
berukuran 22x22 km) itu bisa dibagi cukup adil.
Kalau
mengingat betapa teman teman saya banyak yang mengeluhkan betapa tidak penting
dan tidak serunya kegiatan ini. Saya sih berfikir lain. Sejauh ini KKN yang
saya jalani terasa sangat menyenangkan. Keluar dari rutinitas yang membosankan.
Jika di RS bertemu dengan orang sakit, sekarang saatnya menjajal kerja di
komunitas, sebagai penyuluh, dokter pelayanan di puskesmas, seorang negosiator,
dan pendidik. Bosan kan ketemu dengan orang sakit terus. Di posyandu saya bisa
bertemu banyak balita lucu yang gemuk gemuk, contohnya Raqilla, mujid, dan
adel.
Semua kembali ke pola pikir masing masing
Saya
rasa, factor teman dan factor tema serta lokasi sangat menentukan tingkat “keasyikan”
suatu KKN. Contohnya teman saya yang di kepulauan seribu, nampaknya asik asik
saja. Ya walau dengar dengar cerita disana susah air tawar, tapi mereka Nampak asik
asik saja dan menyenangi semua kegiatan nya (yang saya dengar sih begitu dari
twitter mereka. Kalau kita berfikir tidak asik ya semua akan terasa menyiksa
selama 2 bulan KKN ini. Saya pribadi sampai saat ini sangat menyukai setiap
detik kegiatan KKN saya di gunung kidul. Bukan karena wisatanya, tapi rasa
kepuasan yang bisa diberiikan ketika saya bermanfaat bagi orang lain.
Ada
satu candaan yang cukup lucu bagi saya dalam kegiatan KKN ini. Kalau kalian
semua pernah dengar program “jika aku menjadi” di sebuah stasiun TV swasta? Nah
candaanya adalah begini “ duh kita bakal jadi artis ‘jika aku menjadi’ tapi
tanpa make up, dan lebih lama”. Ya mungkin kalau di TV kita di make up dulu,
trus disuruh melakukan kegiatan yang cukup ekstreme untuk cewek2 atau cowok2
kece, trus nangis nangis di ending nya, saya jadi membayangkan kalau saya
begitu hhaa.. semoga nggak. Sejauh ini sih kegiatannya asik asik aja. Kerja bakti
ya gitu2 aja. Bikin emping ya gitu juga (padahal hanya lihat) haha. Masak pake
kayu bakar yang keliatnanya gampang padahal susah. Hhaa… sebuah pengalaman yang
seru bukan. Satu lagi, di tempat KKN ini saya memiliki banyak waktu untuk
membaca, nonton film, dan menikmati hidup tiap detiknya. Maybe its all about
priority, and enjoy life.
So
akhir kata, nikmati setiap inci hidupmu, setiap detik kejadian di dalamnya, Everything
in life is temporary, so it things are going good enjoy it because it wont last
forever, and if things are going bad, don’t worry, it cant last forever too. J