#EuroTrip : Harga Ekonomi, Kualitas Bisnis
Masih
di tanggal yang sama, 14 september 2012, saya dan kelima teman saya sudah
didalam pesawat Lion Air, saatnya terbang menuju jakarta. Rasanya beda dengan
penerbangan biasa, karena saat ini kami akan menempuh jarak ribuan mil dari
rumah, hanya berenam. Ya mau tidak mau kami harus saling menjaga, apalagi
disini saya dan Nardi sebagai Laki laki harus bisa menjaga wanita
Tiba
tiba seorang pramugari datang kepada saya, “maaf kepada mas yang dibelakang “
mohon untuk pindah ke kursi depan, karena kami harus menyeimbangkan pesawat.
“Halah”,
pikir saya, apa gara gara badan saya yang bongsor saya di suruh pindah
ya?? Hahaha saya hanya bisa
mentertawakan cerita ini. Ternyata oh ternyata, tidak hanya saya yang disuruh
pindah, nnamun ke enam orang di barisan paling belakang, yang isinya pria
semua. Hahaha saya hanya bisa tertawa melihatnya. Teman temans aya yang lain
(para wanita) hanya bilang bahwa segalanya tergantung dari amal dan perbuatan.
Baiklah saya terima pernyataan itu.
Kami
berenam pindah, tanpa harus tau pindah kemana sebenarnya. Kalau mau tahu,
bawaan saya dan nardi cukup banyak, mulai dari kresek dari orang tuanya mba
rima yang berisi snack nikahan untuk bekal, hingga poster untuk presentasi.
Bisa dibayangkan betapa repotnya saya dan Nardi. Ternyata jalan dari kursi
paling belakang itu sulit, ditambah jalan pesawat yang sempit dengan pantat
saya yang tidak seperti bintang iklan WRP. Haha. Sampai akhrinya saya bertanya
kepada pramugari “ mau kedepan mana sih mba? Jangan jangan nanti saya disuruh
duduk sebelah pilot lagi” ujar saya sambil bercanda. Mba mba pramugari Lion Air
yang manis itu hanya menjawab. “Jalan saja terus pak (oh maann, gw dibilang
PAK) nanti juga tahu” sambil tersenyum melihat saya. Saya bisa melihat ke arah
belakang, teman teman yang lain sudah duduk manis sambil mengunyah kursi
penumpang, bukan, maksudnya makanan. Hahaha
Tiba
tiba, jeng jeng (biar dramatis) saya ternyata disuruhh duduk di kursi nomor 3
dan 4, yang artinya itu adalah kursi BISNIS. Yak kursi bisnis yang berwarna
MERAH, EMPUK, DAN LEGAAAA… ahahaha saya dan nardi hanya bisa tersenyum senang,
dan bicara “ semua memang tergantung amal perbuatan” ahahaha..
Duduk
di kursi bisnis adalah kali pertama bagi saya. Harap maklum mahasiswa gembel
macam saya mana sanggup beli pesawat kelas bisnis, kalaupun iya pasti karena
dibelikan oleh sponsor. Ahahhaa.
NIKMATILAH
KURSIMU
Sepanjang
perjalanan dari yogya menuju Jakarta, saya hanya tertawa dan menahan senyum
bahwa kami sedang di kursi bisnis dan akan menuju eropa. Hati saya bilang,
bahwa perjalanan ini akan sangat menyenangkan, baru saja dimulai sudah begini.
Penuh dengan keberuntungan. Hhaa
Ada
satu kelucuan yang lain dari perjalanan ini. Yaitu masalah MAKANAN. Masih ingat
gembolan kresek berisi makanan dari orang tua mba rima? Yak makanan itu isinya
lemper, pudding coklat, kacang, dan lain lain. Akhirnya walau duduk di kursi
bisnis, kami tetap makan makanan begituan. Kalau kata nardi anggap saya ini
semua adalah makanan kelas bisnis, tapi bawa sendiri. Lucunya lagi, saat kita
sedang makan, pramugari yang ada di depan melihat kami berdua, mungkin mereka
berfikir bahwa, mahasiswa macam apa itu, naik pesawat bawa bekal lemper, tapi
makannya di kelas bisnis. Ahhha yang penting kENYANG mamen..
Tidak
lama berselang, sambil baca baca, sambil melihat pemandangan, sampailah kami di
bandara internasional Soekarno Hatta cengkareng, banteng, yang artinya hanya 1,
5 jam perjalanan menuju rumah saya di Cilegon. Hha namun apa daya tidak bisa
pulang. Penerbangan selanjutnya kami tempuh mulai pukul 9 malam WIB. Berarti
kami masih memiliki banyaakak waktu untuk leha leha, dan lain lain di bandara.
Hahaha ya begitulah jika mahasiswa gembel punya mimpi kadang noraknya gak bisa
ngikutin tingkat kekerenan mimpinya.