Saturday, April 30, 2011

Halus dan Rapuh

Suatu ketika Cinta dan Sayang sedang berjalan berdua di taman, menikmati indahnya taman kota sore hari, berjalan bersama, bergandengan, dan berbicara satu sama lain, menceritakan hal hal yang memang selalu ingin didengar. Dari dulu memang begitu, cinta dan sayang sering kali tak terpisahkan. Mereka duduk ditaman menatap danau yang airnya jernih. Cinta sangat ingin naik bebek-bebekan dan berkeliling danau bersama sayang. Sayang dalam hati enggan untuk menuruti keinginan cinta, karena ia malas, tapi apa boleh dikata, cinta yang energik, selalu ingin tahu, dan periang memaksa , dan sayang pun menuruti keinginan cinta untuk berkeliling danau mengunakan bebek bebekan. Tapi ditengah danau, cinta yag begitu girang dan bersemangat dalam mengayuh bebek-bebekan, membuat bebek bebekan menjadi oleng sayang yang tidak berhasil memegang cinta, dan akhirnya cinta jatuh kedalam danau, cinta yang tidak bisa berenang hilang ditelan air. Sayang pun panic, apa yang harus dia lakukan, karena sayang pun tidak terlalu mahir berenang, sedangkan mereka sedang ditengah danau dan tidak ada orang lain untuk dimintai tolong. Akhirnya sayang menceburkan diri ke danau, berenang dengan semampunya untuk menolong cinta, sayang berenang kesana kemari mencari cinta di air, mencari dengan segala daya upaya tapi cinta tidak ketemu. Dan sayang pun sangat sedih karena tidak bisa menolong cinta.

Cinta adalah hal yang sangat halus dan rapuh, bahkan dengan segala yang bisa ia timbulkan, tetap saja cinta itu rapuh dan halus. Maka ketika engkau tidak bisa menjaga cinta dengan rasa sayang, cinta akan dengan mudah nya hilang, tak membekas, karena sejatinya cinta sangat halus dan rapuh, walau sering kali ia menimbulkan kekuatan yang besar.

Sunset in airport

Yogyakarta, 12 agustus 2017 So this is the end of my (another) journey Selalu ada alasan mengapa seseorang bepergian. Sering kali un...