Wednesday, July 26, 2017

Komponen Patah Hati

Komponen patah hati

Komponen pertama patah hati: kerinduan. “ aku perlu bertemu dengan nya, berbicara dengannya, sekarang juga” pecandu yang butuh candunya. anak yang dipisahkan dari ibunya
Dari segala komponen, kerinduan adalah komponen yang kita rasakan paling kuat dalam level fisik, tidak berbeda dari gejala gejala ketagihan yang dijelaskan oleh pecandu yang dicegah dari mengkonsumsi zat adiktif mereka. Kerinduan yang terjadi pada diri kita mengacu pada ketidak-hadiran orang yang dicintai secara sementara ataupun permanen, baik secara fisik maupun emosi. Ketidak hadiran ini bisa menghadirkan insomnia, kegelisahan, perubahan kebiasaan makan, hilang nya konsentrasi, bahkan dalam situasi-situasi yang menenuntut perhatian penuh (sebuah rapat yang penting, mengemudikan pesawat). Dan pada tahap yang lebih umum, hal itu mencegah kita dari merasakan kesenangan apapun, bahkan dari aktivitas aktivitas yang sebelumnya kita anggap menyenangkan. Efek buruk kerinduan dapat diringankan sesaat dengan mengkonsumsi alkohol, nikotin, obat penenang, ataupun narkotika) atau bahkan dengan menenggelamkan diri kita dalam aktivitas aktivitas tertentu ( kerja keras tanpa henti, televisi, olahraga fisik, hubungan fisik dengan pasangan baru atau lama).  Namun semakin kita berusaha menyingkirkan rasa keinduan itu, semakin kuat ia akan mendatangi kita kembali, seperti seekor hewan buas yang mundur hanya untuk menerjang dengan kekuatan yang lebih dahsyat.
Sebaliknya, tempat tempat, orang orang, dan perjumpaan tertentu yang menghadirkan kenangan orang yang dicintai dapat menguatkan serangan kerinduan ini: taman taman kita dulu biasa berjalan bersama, restoran tempat kita biasa berjumpa, teman yang menyaksikan cinta kita pada satu sama lain, alunan merdu yang senang disenandungkan kekasih saat dia merasa senang. Kita bahkan bisa merasakan emosi lebih kuat saaat menemukan sebuah objek yang ditinggalkan oleh kekasih. Sebotol pembersih tata rias di kamar mandi atau sepasang sandal butut disudut lemari dapat mengantarkan kita pada tingkat emosi dan penderitaan hebat dari pada sebuah simfoni, karya seni atau puisi hebat manapun.
Kerinduan ini terkadang mencapai intensitas puncak penderitaan yang membuat kita marasa takut terhadap waktu awaktu yang akan datang (“bagai mana aku akan betahan hari ini? Besok? Sepanjang sisa hidupku?”). ia juga menciptakan momen momen kealpaan saat kita menghabiskan waktu bersaama orang lain, meskipun dengan oran yang kita sukai.secara umum,dipercaya bahwa mencurahkan perasaan kita kepada teman terdekat kita atau pihak profesional bisa menghadirkan ketengenangan nyata, meskipun ini biasanya hanya berlangsung sementara.

Seperti yang orang bilang, hanya pertemuan lah yang bisa menjadi penawar rasa rindu


disadur dari buku : Hector and The Search for Happines

Sunset in airport

Yogyakarta, 12 agustus 2017 So this is the end of my (another) journey Selalu ada alasan mengapa seseorang bepergian. Sering kali un...