Wednesday, May 25, 2011

Dimensi waktu

Berat rasanya ditinggalkan, aku menunggu, tak tahu ia berada dimana, ingin tahu apakah ia baik baik saja?

berat rasanya menjadi bagian yang harus tinggal.
aku menyibukan diri, dengan demikian waktu akan berjalan lebih cepat rasanya

aku tidur sendirian, aku bangun sendirian
aku berjalan jalan
aku bekerja sampai merasa lelah
kuamati angin mempermaikan sampah yang berada dibawah salju sepanjang musim dingin.
segalanya tampak sederhanda, sampai kau memikirkannya

mengapa ketidakhadiran memperbesar rasa cinta?

dahulu ketika kami para kaum lelaki pergi kelaut, dan para perempuan menunggu, mereka berdiri di pinggir laut, mengamati kaki langit utnuk mengawasi kedatangan perahu mungil ini. kini tidak ada lagi yang menunggu ku.

ia menghilang tanpa dikehendaki
tanpa peringatan
aku menunggu
setiap detik aku menunggu terasa bagaikan setahun
Bagaikan selamanya

setiap detik berjalan selambat dan sebening kaca
melalui tidak detik, aku bisa melihat detik detik yang jumlahnya tak terhingga

berbaris, berbaris menuggu

mengapa ia pergi ketempat yang tidak bisa aku ikuti, yang aku tidak tahu kemana aral nya.

aku tahu waktu bukan lah dimensi yang bisa dilipat
tapi seperti halnya pertemuan
aku yakin
perpisahan juga tidak ada yang abadi

Sunset in airport

Yogyakarta, 12 agustus 2017 So this is the end of my (another) journey Selalu ada alasan mengapa seseorang bepergian. Sering kali un...