Thursday, November 1, 2012

SYOK OBSTRUKTIF


SYOK OBSTRUKTIF
Lecturer : dr. Haryo Aribowo, SpB. SpBTKV
Referensi : Advance Trauma Life Support for Doctors 8th ed.
.:Reagan Resadita:.



Bismillahirahmanirahim

Syok adalah suatu keadaan dimana pasokan darah tidak mencukupi untuk kebutuhan organ tubuh. Syok  juga dapat didefinisikan sebagai gangguan sirkulasi yang mengakibatkan penurunan kritis PERFUSI JARINGAN VITAL atau menurunnya VOLUME DARAH yang bersirkulasi SECARA EFEKTIF (bisa menurun secara sebenarnya, atau Cuma relative menurun)
Mengapa shock ini perlu ditangai secara cepat? Karena apa bila sel tidak mendapatkan oksigenasi yang baik (delivery oksigen jelek) maka akan terjadi respirasi anaerob, sehingga akan terjadi
1.       inefisiensi energy
2.       penimbunan laktat dalam tubuh
3.       akibat laktat meningkat >> asidosis metabolic
asidosis metabolic yang terjadi, dapat merusak sel tersebut sehingga menghentikan metabolism sel lebih jauh, dan mengakibatkan tidak ATP yang dihasilkan makin sedikit. Akibatnya pompa NaK-ATPase tidak bekerja (yang berfungsi menjaga integritas membrane, dan menggunakan 40 % ATP yang dihasilkan sel). Kalo pompa ini gak bekerja, akan terjadi kerusakan integritas membrane, pada akhirnya sel akan mati dan lisis. Kalo special pada sel otak, akan terjadi juga kekurangan suplai glukosa. Setelah kematian sel akan terjadi disfungsi organ, dan multiple organ failure.
Pada shock yang kurang parah, tubuh akan mengkompensasi dengan beberapa cara. Yang pertama akan terjadi peningkatan denyut jantung, kedua terjadi respon takipneu (memenuhi kebutuhan oksigen jaringan) yang ketiga akan vasokontriski perifer sehinggga akral jadi dingin, dan terakhir kalo itu semua gak bisa, maka akan terjadi penurunan tekanan darah. tujuan respon tubuh ini adalh untuk memelihara fungsi organ vital seperti ginjal, jantung, dan otak.
Dalam membicarakan shock, kita akan mengenal 3 masalah utama, pompa jantung, volume sirkulasi darah, dan tahanan perifer atau resistensi vasa perifer.
Secara klasik (epic banget nih) shock dibagi menjadi 4 tipe
a.       shock kardiogenik
b.      shock hipovolemik
c.       shock distributive
d.      shock obstruktif
e.       shock fotogenik >> menjelang foto buku tahunan
walau disini topic utama kita adalah shock obstruktif, tapi ada teaser dikit buat ngingetin nih shock lain.



A.      CARDIOGENIC SHOCK
Kegagalan pompa jantung dalam mempertahankan curah jantung yang memadai. Kegagalan fungsi ini dapat terjadi saat sistol atau diastole. Penyebabnya bisa karena cardiomiopati, toxin, kelainan katup,tumor, ataupun myocardial infarct.

B.      HIPOVOLEMIK SHOCK
Terjadi akibat volume darah yang bersirkulasi brkurang, biasanya karena perdarahan atau diare, bisa juga sih muntah muntah ahahaha (apa yang lucu coba). Terjadi apabila ada deficit volume darah  lebih dari 15%. Akibatnya akan terjadi ketidak cukupan delivery oksigen dan nutrisi, dan terjadi serial kematian sel (lebih tragis dari serial korea manapun) contoh kejadiannya : perdarahan post partum, combustion, diare, oligemia, luka bakar

C.      DISTRIBUTIVE SHOCK
Terjadi distribusi abnormal dari aliran darah karena terjadi vasodilatasi pembuluh perifer sehingga volume darah yang bersirkulasi tidak memadai untuk perfusi jaringan. Biasanya akan terjadi hipovolemia relatif >> terjadi serial kematian sel lagi. Contoh kejadiannya : syok septic, heat stroke, shock anafilatik, shock neurogenik, dan SIRS
D.      OBSTRUKTIF SHOCK
Merupakan gangguan kontraksi jantung akibat dari luar atau gangguan aliran balik menuju jantung terhambat, akibatnya berkurangnya preload sehingga Cardiac output berkurang. Contoh kasusnya : tension pneumotoraks, tamponade kordis, emboli paru, dan perikardtis konstriktif.

MANIFESTASI KLINIS

                Manifestasi klinis dari shock ini bervariasi tergantung penyebabnya, nanti akan kita bahas. Namun secara umum manifestasinya adalah
1.       Apatis
2.       Lemah
3.       Membrane mukosa pucat
4.       Kualitas pulsasi perifer jelek
5.       Takipneu dan Takikardi (bisa juga sih bradikardi)
6.       Temperature tubuh rendah
7.       Penurunan tekanan darah
8.       Waktu pengisian kapiler rendah,
9.       Oligouria
10.   Bisa terjadi hemokonsentrasi

A.      TENSION PNEUMOTORAKS
Didefinisikan sebagai kejadian adanya udara dalam cavum pleura yang makin lama makin banyak sehingga tekanan dalam cavum pleura makin tinggi, akibatnya akan mendesak mediastinum (jantung) ke arah paru yang sehat, dan vena cava akan tergencet. Hal ini menyebabkan penurunan Venous Return dan berakhir pada kejadian shock.
KU : Sesak nafas yang memberat
SS : Gejala preshock, pada pemeriksaan JVP terlihat meningkat (pemeriksaanya udah diajarin di skileb ya), da ketinggalan gerak dari dada yang cidera. Nyeri dada, distress napas, takikardi, takipneu, air hunger (bukan huger games loh)
PX : suara nafas hilang, perkusi hipersonor. HARUS BISA TEGAK SECARA KLINIS, jangan menunggu di foto rontgen, pergeseran trachea (pegang incisura jugularis).
Management awal: Needle Decompressi, memasukan jarum melalui SIC II, linea mid clavicularis secara tegak lurus, jarum nya caliber besar (16G-18G) bukan jarum imoet imoet yaa.. nah tujuan terapi adalah mengubah tension jadi simple pneumotoraks. Supaya gak shock dlu.
Management lanjutan: dilakukan pemasangan Chest Tube atau WSD (langsung kebayang serial ER) pemasangan dilakukan pada SIC V, setinggi papilla mamae, disisi anterior dari garis midaksilaris (kabayang? Kalo gak kebayang ya sudah nonton ER saja)

B.      TAMPONADE CORDIS
Didefinisikan sebagai terdapatnya cairan atau darah didalam cavum pericardium sehingga mempengaruhi kontraktilitas jantung (end diastolic volume yg terpengaruh). Akibat dari kehebohan ini, akan terjadi kegagalan jantung untuk mengembang, akibatnya Venous return turun, dan CO pun turun, trus shock.
KU : Sesak nafas makin lama makin berat (nah loh sama kan keluhan utamanya)
SS : Trias Beck >> JVP meningkat, penurunan tekanan arteri, suara jantung terdengar jauh/ samar, seperti suara jodoh teman teman yang masih terdengar samar (dipersembahkan oleh #kompor @vicky_candra @nezzar @thereisya peace love and gaul),
Namun demikian, diagnosis dari tamponade kordis ini susah susah susah loh, suara jantung jauh kan biasanya ketutup sama suara gaduh di UGD, distensi vena biasanya gak keliatan karena hipovolemi, nah loh bingung dah, pasien nya gak respon, dokternya nangis. Trus parahnya lagi, kata ATLS kalo tension pneumotoraks kiri itu menyerupai tamponade kordis.. bisa terdapat tanda kusmaul ( peningkatan JVP pada insipirasi, saat bernafas spontan “uhuyy”)
Penunjang: pericardiocentesis, Echo-cardiogram, FAST (focused assessment sonogram in trauma) adalah bahasa keren dari USG. Nah ini bisa menjadi metode cepat, dan akurat serta less invasive dalam mendiagnosis tamponade cordis ini, enaknya sih dilakukan operator berpengalaman. Bisa juga langsung dilakukan perikardiocentesis jika diyakini secara pasti terjadi tamponade. Gimana tau kita yakin?. Saat sudah diperbaiki keadaan volume darah, dan terdapat trias beck, dan kondisi pasien belum membaik, maka kecurigaan tamponade boleh dilakukan.
Management awal: management nya adalah pericardiocentesis (bisa sebagai diagnostic juga, terapi awal juga, initinya dia memperbaiki jantung supaya bisa mompa dulu). Sebaiknya pericardiocentesis ini dilakukan di kamar bedah (kalo tamponadenya kecil, dan sedikit sedikit, tapi kalo tamponadenya akut kayak luka tembak, maka harus segera dilakukan dng tetap mempertahankan kaidah agama, eh maksudnya kaidah aseptic).
Management Lanjutan : terapi definitive nya adalah menghilangkan penyebab (ya eyaaalah masa ya iya donk). Missal penyebabnya adalah luka tembak, maka dilakukan operasi penutupan luka di janntung, atau kalo misalnya karena transudat/eksudat perikarditis ya diobatin pake antibiotic. Tapi mayoritas terapi bedah dilakukan, terutama kalo karena perdarahan, trus darahnya udah nggumpal dan gak bisa disedot pake pericardiocentesis.
Cara melakukan prosedur pericardiocentesis (berani gak? Tanya dokter haryo? Trus semua hening diam seribu bahasa)
1.       Monitor vital sign pasien, CVP, dan EKG monitor
2.       Persiapan alat steril dan daerah xipoid atau subxiphoid, (yang mana aja enak)
3.       Anestesi local >> kalo perlu
4.       Jarum yang digunkan adalah 16G-18G ukuran 6inch (15 cm) dengan spet 35-50 ml, dengan 3 way stopcock
5.       Jangan lupa cek ada pergeseran mediastinum gak (kan jarak jantung jadi jauh kalo geser)
6.       Tusuk kulit 1-2 cmdi bawah xiphoid, dengan sudut 45 derajat dengan hati hati kearah cephal dan kearah ujung scapula kiri
7.       Tusuk pelan pelan, dengan smooth and gentle, this is it, pericardio centesis ala dokter …. (isi sendiri)
8.       Kalo misalnya sampe kena ventrikel, nanti jarum akan bergetar (seperti getaran cinta ya kaleee)
9.       Atau monitor EKG akan menunjukan perubahan gelombang ST-T, pelebaran kompleks QRS, dan pola abnormal dari EKG lainnya, kalo gitu tarik jarum pelan pelan, dan jangan panic.
10.   Kalo udah yakin di saccus pericardium, tarik cairan (darah/eksudat) sebanyak mungkin.
11.   Kalo darahnya diambil kan nanti jantung nya mendekat, trus kalo kena sama jarum aka nada pola abnormal EKG lagi, tarik lagi jarum nya trus sedot lagi cairanya. Setelah dirasa sebanyak mungkin diambil.
12.   Sesudah aspirasi, cabut spet nyam dan sambungkan ke 3 way stopcock, pertahankan posisi kateter >> siapa tau perlu diaspirasi lagi.
13.   Jaga lokasi ttp steril dan RUJUK (paling seneng nih kata kata RUJUK)

C.      EMBOLI PARU
Didefinisikan sebagai terdapat nya sumbatan pada paru baik karena lemak, udara, ataupun gumpalan darah. sehingga akan terjadi penyumbatan aliran darah kembali kejantung dan gangguan difusi di paru paru. Tanda tanda dan gejala tergantung dari ukuran embolus, dan lokasi pembuluh darah yang terkena.
SS : sesak nafas, nyeri dada difus, batuk kering yang bisa berlanjut jadi hemoptisis, akhirnya muncul gejala shock.
PX : berdasarkan gejala dan tanda, ronsen dada, trus EKG, trus blood gas, pemeriksaan khususnya adalah Ventilation scan, dan pulmonary angiography, non invasive lung scanning. Jangan lupa dia punya factor resiko DVT yang bisa berkembang jadi emboli paru, atau terjadi trauma lalulintas >> bisa emboli lemak. Apa yang terjadi pada gambaran rontgent? Apa ya? Saya lupa kalo gak salah dilatasi pembuluh darah. di dekat lokasi yang emboli.
Management awal : biasa ya, oksigenasi min 4-5L/min.
Management definitive (clotting):
1.       begitu tegak Dx langsung dikasih HEPARIN bolus 5000-1000 IU dilanjutkan drip dalam infuse 1000-2000 IU/jam.
2.       Cek APTT per 6 jam untuk monitoring terapi
3.       Terapi diberikan 4-10 hari
4.       Jangan lupa factor risiko DVT nya di hilangkan, dikasih warfarin, enocaparin, nadroparin, dkk.
5.       Kalo sumbatanyya besar denger2 bisik2 tetangga boleh di lakukan embolektomi oleh yang berkompetensi. Mbuh piye carane.

D.      PERIKARDITIS KONSTRIKTIVA
Adalah terjadinya penebalan pericardium yang menyebabkan jantung tertekan atau tercengkram dan tidak bisa mengembang. Akibatnya akan terjadi gangguan darah kembali kejantung saat fase sistolik atau diastolic.
SS : ya hampir sama kayak tamponade kordis, Cuma ini suara jantung nya kayak ketahan, tanda tanda shock, dan sesak nafas JANGAN LUPA sering kali pasien punya riwayat PERIKARDITIS jadi akibat inflamasi si perikardiumnya ini menebal sampe beberapa cm.
Mx : operasi segera, karena gawat !! lebih gawat dari sinetron apapun

Sudah deh, anti klimaks banget ya HSC ini, hahahah
alhamdulillah

Somewhere, something incredible is waiting to be known –Dr Carl Sagan.

Sunset in airport

Yogyakarta, 12 agustus 2017 So this is the end of my (another) journey Selalu ada alasan mengapa seseorang bepergian. Sering kali un...