Tuesday, January 1, 2013

#EuroTrip : Harga Ekonomi, Kualitas Bisnis


#EuroTrip : Harga Ekonomi, Kualitas Bisnis

Masih di tanggal yang sama, 14 september 2012, saya dan kelima teman saya sudah didalam pesawat Lion Air, saatnya terbang menuju jakarta. Rasanya beda dengan penerbangan biasa, karena saat ini kami akan menempuh jarak ribuan mil dari rumah, hanya berenam. Ya mau tidak mau kami harus saling menjaga, apalagi disini saya dan Nardi sebagai Laki laki harus bisa menjaga wanita

Tiba tiba seorang pramugari datang kepada saya, “maaf kepada mas yang dibelakang “ mohon untuk pindah ke kursi depan, karena kami harus menyeimbangkan pesawat.

“Halah”, pikir saya, apa gara gara badan saya yang bongsor saya di suruh pindah ya??  Hahaha saya hanya bisa mentertawakan cerita ini. Ternyata oh ternyata, tidak hanya saya yang disuruh pindah, nnamun ke enam orang di barisan paling belakang, yang isinya pria semua. Hahaha saya hanya bisa tertawa melihatnya. Teman temans aya yang lain (para wanita) hanya bilang bahwa segalanya tergantung dari amal dan perbuatan. Baiklah saya terima pernyataan itu.

Kami berenam pindah, tanpa harus tau pindah kemana sebenarnya. Kalau mau tahu, bawaan saya dan nardi cukup banyak, mulai dari kresek dari orang tuanya mba rima yang berisi snack nikahan untuk bekal, hingga poster untuk presentasi. Bisa dibayangkan betapa repotnya saya dan Nardi. Ternyata jalan dari kursi paling belakang itu sulit, ditambah jalan pesawat yang sempit dengan pantat saya yang tidak seperti bintang iklan WRP. Haha. Sampai akhrinya saya bertanya kepada pramugari “ mau kedepan mana sih mba? Jangan jangan nanti saya disuruh duduk sebelah pilot lagi” ujar saya sambil bercanda. Mba mba pramugari Lion Air yang manis itu hanya menjawab. “Jalan saja terus pak (oh maann, gw dibilang PAK) nanti juga tahu” sambil tersenyum melihat saya. Saya bisa melihat ke arah belakang, teman teman yang lain sudah duduk manis sambil mengunyah kursi penumpang, bukan, maksudnya makanan. Hahaha

Tiba tiba, jeng jeng (biar dramatis) saya ternyata disuruhh duduk di kursi nomor 3 dan 4, yang artinya itu adalah kursi BISNIS. Yak kursi bisnis yang berwarna MERAH, EMPUK, DAN LEGAAAA… ahahaha saya dan nardi hanya bisa tersenyum senang, dan bicara “ semua memang tergantung amal perbuatan” ahahaha..

Duduk di kursi bisnis adalah kali pertama bagi saya. Harap maklum mahasiswa gembel macam saya mana sanggup beli pesawat kelas bisnis, kalaupun iya pasti karena dibelikan oleh sponsor. Ahahhaa.

NIKMATILAH KURSIMU

Sepanjang perjalanan dari yogya menuju Jakarta, saya hanya tertawa dan menahan senyum bahwa kami sedang di kursi bisnis dan akan menuju eropa. Hati saya bilang, bahwa perjalanan ini akan sangat menyenangkan, baru saja dimulai sudah begini. Penuh dengan keberuntungan. Hhaa

Ada satu kelucuan yang lain dari perjalanan ini. Yaitu masalah MAKANAN. Masih ingat gembolan kresek berisi makanan dari orang tua mba rima? Yak makanan itu isinya lemper, pudding coklat, kacang, dan lain lain. Akhirnya walau duduk di kursi bisnis, kami tetap makan makanan begituan. Kalau kata nardi anggap saya ini semua adalah makanan kelas bisnis, tapi bawa sendiri. Lucunya lagi, saat kita sedang makan, pramugari yang ada di depan melihat kami berdua, mungkin mereka berfikir bahwa, mahasiswa macam apa itu, naik pesawat bawa bekal lemper, tapi makannya di kelas bisnis. Ahhha yang penting kENYANG mamen..

Tidak lama berselang, sambil baca baca, sambil melihat pemandangan, sampailah kami di bandara internasional Soekarno Hatta cengkareng, banteng, yang artinya hanya 1, 5 jam perjalanan menuju rumah saya di Cilegon. Hha namun apa daya tidak bisa pulang. Penerbangan selanjutnya kami tempuh mulai pukul 9 malam WIB. Berarti kami masih memiliki banyaakak waktu untuk leha leha, dan lain lain di bandara. Hahaha ya begitulah jika mahasiswa gembel punya mimpi kadang noraknya gak bisa ngikutin tingkat kekerenan mimpinya.


Sunset in airport

Yogyakarta, 12 agustus 2017 So this is the end of my (another) journey Selalu ada alasan mengapa seseorang bepergian. Sering kali un...