Thursday, April 4, 2013

Menerjang Ombak kehidupan di pantai Pacitan : Pantai Srau


          
          Perjalanan 3,5 jam itu dihabiskan dengan ketawa ketawa dan nyayi lagu galau. Hhaa. Biar galau tetap hore pokoknya. Kalau orang orang pergi ke pantai di pacitan, pantai pertama yang dicari adalah klayar, kami berlima tidak ke klayar, tetapi mencari pantai Srau. Sebenarnya sih karena nyasar pantai. Hahahha tapi tidak apa apa, pantai ini sepi dan pasirnya warnanya putih bersih, tidak banyak sampah. Walau sampai disana tengah hari bolong, tetap saja saya menceburkan diri ke laut.
Walau Berombak Besar, tetap harus pose kan yaa..
            Ombak pantai pacitan terkenal besar, hal ini dikarenakan pantai di daerah pacitan merupakan pantai yang menghadap langsung ke samudra kehidupan, eh samudra hindia maksudnya. Walau pantai disini terkenal untuk surfing, berhubung saya tidak bisa, makanya saya Cuma main air dan ombak #juruspengendalianAir hahaha. Sejujurnya agak serem juga sih keseret ombak. Mungkin tinggi ombaknya mencapai 2,5 meter. Begitu mencebur kan diri ke laut, kantong celana langsung di penuhi pasir. Lumayan lah buat oleh oleh
            Belum jalan jalan namanya kalau belum berfoto. Berhubung salah satu teman saya ada yang tidak menceburkan diri kelaut, maka dia didaulat menjadi seksi dokumentasi dadakan. Dan seksi pembantu umum, yang membawakan handphone, kunci mobil, dompet, kaos, sampai handuk. Hahaha lumayan.
            Ada satu kejadian lucu waktu kami sedang mencebur kan diri kelaut, salah seorang teman saya (wanita) dia menggunakan kerudung. Berhubung ombaknya besar, suatu ketika dia terhempas ombak kehidupan, dan akhirnya kerudungnya copot. Dari jarak 10 meter saya yang bermata minus hanya berfikir ini kenapa dia megangin kepala (warnakerudung hitam, rambut juga hitam, so dari jauh keliatan sama). Sampai akhirnya 2 orang teman saya yang lain heboh karena menemukan kerudung di laut, mungkin mereka pikir itu adalah kerudung nya Nyai Roro Kidul, padahal itu adalah kerudung teman sendiri. Hhaaa. Bingung antara mau ketawa sama mau nolongin supaya auratnya tetap tertutup. Untung nya 2 orang teman saya ini mengembalikan kerudungnya sesegera mungkin, dan untung nya lagi. Pantainya sepi.
            Waktu keluar dari air, badan rasanya gosong banget. Wajar lah ya karena waktu nyebur kelaut adalah tengah hari bolong. Gak pake sunblok, gak pake baju panjang *emang pengajian hha. Habis keluar dari air, bilas air tawar sebentar. Trus langsung cao lagi cari pantai lain, yaitu pantai watukarung, posisi dalam mobil sudah berganti lebih heboh. 2 wanita di depan, dan 3 om om berbaju minim, celana pendek minim, dan basah duduk di belakang saling menghangatkan diri. Hhaa.. cerita pantai satunya. Hmm.. di posting lain yaa… 

Tulisan serupa bisa di akses di http://travelhoreholic.wordpress.com 

Sunset in airport

Yogyakarta, 12 agustus 2017 So this is the end of my (another) journey Selalu ada alasan mengapa seseorang bepergian. Sering kali un...