Thursday, April 4, 2013

Menerjang Ombak kehidupan di pantai Pacitan : Pantai Watukarung






Suasana Pantai Watukarung, Surfing area disaat setelah Hujan. hujan di pantai romantis juga ya 


            Masih dari perjalanan yang sama, ketiga om om di kursi belakang mobil hanya bisa mengagumi ketangkasan sang pengemudi wanita yang lihai membawa mobil ditengah jalan sempit berbukit. Sampai akhirnya ketemu plang bertuliskan pantai watukarung, surfing area. Horeee.. pantai baru…
            Sesampainya di pantai, cari parkiran mobil, siap siap keluar dan menceburkan diri kelaut, dan akhirnya. BRESSSS hujan sodara sodara… HUJAN deras. Langit menangisi kehadiran kita. Alah bahasa gw.
Berpose Di cottage orang. ini bagus cottagenya
            Ini adalah pertamakalinya gw kepantai dan hujan, ternyata hujan di pantai itu romantic ya, dan DINGIN. Anginnya gak nahan. Kalo Cuma lari lari di pasirnya sih romantic, tapi begitu ngeliat ombaknya, buset dah, jadi horror. Ombaknya mendadak jadi tinggi banget. So sambil nungguin hujannya berenti, gw dan temen temen makan indomie deh, indomie rebus pake air laut biar gak usah pake bumbu #yakali.
            Gw sama dr.Z (ini serius ya temen gw udah dokter), sok sokan lari romantis2 di pantai sambil hujan (biar kayak drama korea itu loh), tapi failed karena takut ombak. Akhirnya kita malah masuk cottage yang bagus gitu. Numpang berteduh, dan menikmati suasana sambil nungguin indomie. Indomie datang, dan 5 orang kelaparan langsung heboh.. yang jelas sudah tidak ada batas antara kami, saling comot satu sama lain hahaha. Salah satu temen gw (yang tadi kehilangan kerudungnya) di pantai ini dia make jas ujan ala batman itu loh. Mungkin biarkayak videoclipnya cold play yang yellow. Kan pake jas ujan juga tuh. Hahhaa pokoknya udah random abis deh kita ber 5
Rebutan Indomie 
            Sekitar 15 menit kemudian hujann berhenti, dan kita mau nyebur kelaut, tapi dilarang sama ibu yang jualan indomie, ombaknya masih terlalu besar. Akhirnya kita Cuma duduk2 di perahu nelayan sambil menikmati deburan ombak serta seberkas cahaya matahari yang mencoba masuk menembus awan mendung. Jarak antar laut dan perahu yang kami duduki mungkinsekiat 3-5 meter. Tapi berhubung ombaknya besar percikannya bisa terasa. Sampai suatu ketika, disaat semua sedang menunggu2 ombak, ombak yang datang terlanjur besar, sampai perahu yang kita dudukin keseret ombak, 2 orang temen gw kabur duluan, gw berusaha nahan temen cewek gw di kanan supaya gak jatoh, eh yang jatoh temen gw di kanan, untung dia pegangan ke kaki gw yang mulus ini #eh. Jadi gak keseret. Tapi tetap saja memakan korban, sandalnya kebawa arus. Sedihnya cerita ini harus diakhiri dengan sandal yang kehilangan pasangannya karena ombak *ngeplay lagu Bruno mars biar tambah galau*. Walau akhirnya si pasangannya ketemu. Namun semua sudah tidak sama….
            Beruntunglah kami ber 5 selamat, perahu yang kita dudukin keseret mendekati laut, dan akhirnya kita dorong2 supaya balik ketempat semula. Kalo ketahuan sama pemiliknya ya gak enak juga sih. Setelah insiden ombak besar itu kita memutuskan untuk segera mandi, dan tidak bermain sok sok galau di pinggir pantai berombak. Terbukti tidak cocok. Walau demikian. Perjalanan ini tetap saja hore. Karena horeholic, bagaimanapun harus tetap hore. Ngomong ngomong, sandal teman saya ini akur lagi kok dua duanya. Semoga mereka langgeng dan alam tidak kembali mencoba memisahkan mereka.
Menikmati Pantai yang berombak besar. kekuatan alam yang mengagumkan

Postingan serupa dapat diakses di http://travelhoreholic.wordpress.com
Cerita bagian pertama dapat diakses di sini : Pacitan part 1

Sunset in airport

Yogyakarta, 12 agustus 2017 So this is the end of my (another) journey Selalu ada alasan mengapa seseorang bepergian. Sering kali un...