Para korban kekejaman organisasi
Mungkin memang anak kuliah terkadang membutuhkan suasana segar dalam beraktivitas dikampuus, dan organisasi menawarkan suatu keadaan yang lain, yang berbeda dan spektakuler.. ya berbagai aktivitas dan kegiatan yang KADANG terasa begitu menyenangkan, di sisi lain bisa membosankan.
Kita kita disini lah menjadi kekejaman organisasi, sebuah konsekuensi yang telah diambil dan harus dilaksankan bagaimanapun kondisi para pelakunya, organisasi menutut.. itu sebuah kalimat yang terasa pas untuk menggambarkan betapa kejamnya organisasi di FK. Ya dengan 13 BSO(badan semi otonom) yang ada menghadirkan 600 kegiatan.. mari kita beritung
Setahun kan ada 360 hari, berarti kalo setahun ada 600 kegiatan, sehari bisa terjadi 1, 67 kegiatan..ya segitu secara statistic..
tapi perlu diingat bahwa setahun Cuma 52 minggu, dan dalam seminggu waktu yang kosong Cuma sabtu dan minggu, karena senin-jumat kuliah.. jadi kalo mau itung itungan lebih spesifik
52 mgg x 2(sabtu minggu) = 104 hari, sedangkan ada 600 acara, jadi sekitar 6 acara berjalan bareng di har yang sama.. hmm.. banyak ya!!
emang sih kebanyakan kan acara internal organisasi, tapi yang perlu di ingat adalah siapakah panitianya?? Ya orangnya itu itu aja,, kejam banget kan??
Yang biasa jadi danus ya disuruh jadi danus.. sampe bosen katanya orang berinisial D
Yang biasa jadi acara ya jadi acara truus sampe mau muntah katanya orang berinisial M
Yang biasa jadi humas ya jadi humas trus sampe bosen katanya orang berinisial R
Dan lain lain.. mungkin yang jadi ketua bisa digilir.. kan ada banyak kegiatan.. jadi tenang semua dapet bagian jadi ketua.. sabar ya satusatu (-_-‘’)
Hhahah.. diakhir tahun kepengurusan ini banyak yang menjadi korban kekejaman proker, diantara proker yang belum bisa jalan, banyak juga yang dipaksakan untuk dijalankan dalam waktu yang mepet, mengejar RKAT. Dll
Mungkin sekedar saran dari saya, seorang yang pernah menjadi bagian, menjadi korban, menjadi pelaku ORGANISASi. Kita harus lebih bijak dalam menyingkapinya, trutama anak anak yang baru akan ikut berkontribusi, pilihan bijak kalau kita ttp mengutamakan akademis dan dirikita.. terlebih jika kita tak bisa membagi waktu secara adil